Ringkasan khotbah01.03.’09
Pengkhotbah: Pdt. Eddy Tatimu MA – Gembala SidangGPdI HF MDS.
(Ibadah minggu PertamaMaret ’09 GPdI Hagios Family Mangga Dua Square)
Tuhan Adalah Tempat Berharap
Ratapan 3:25
Ayat-ayat ini mengatakan bahwa TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya. Puji Tuhan!
Setiap orang mempunyai pengharapan untuk hal-hal yang baik, tak terkecuali siapapun orang tersebut, dan apapun kepercayaannya, semuanya memiliki pengharapan.
Nabi Yeremia sedang meratapi keadaan bangsanya yang telah dihancurkan oleh raja Babel pada tahun 587 sM. Dia begitu sedih dengan keberadaan bangsanya, air matanya bercucuran mengalir keluar dari matanya yang sudah membengkak karena tangisan. Dalam hatinya dia merasa sudah tidak ada harapan lagi bagi bangsanya untuk bangkit. Kotanya sudah sunyi terpencil, menjadi jajahan lagi, Yerusalem telah ditinggalkan oleh penduduknya karena sengsara dan diperbudak lagi dengan berat. Bayangkan saudara, itulah perasaan Yeremia yang sedang menekan batinnya. Dia merasa putus harapan.
Tetapi ditengah-tengah kesedihannya ini, ada hal-hal yang dia perhatikan, yaitu “Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap : Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya….” Ratapan 3:21-25.
Dia tetap berharap akan kasih setia Tuhan dan rahmat-Nya yang besar. Yaitu “Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya Tuhan, maka kami akan kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu lagi” Ratapan 5:21. Ini adalah doa dan harapan dari sang nabi, dan doa ini belum digenapi, tetapi akan digenapi kelak, sebab pada akhirnya mereka akan tetap terpelihara, sampai Yesus datang kedua kalinya sebagai Raja dan memerintah dengan kemuliaan di Yerusalem.
Jangan pernah putus harapan dalam menghadapi hidup ini, sebab sehebat-hebatnya penderitaan yang dihadapi oleh orang percaya, ada saatnya nanti, semua penderitaan itu akan diganti dengan sukacita dan sorak-sorai kemenangan. Haleluyah! Seperti contoh dengan Ayub. Kita semua tahu cerita tentang Ayub bukan! Dia berada didalam penderitaan yang sangat luar biasa. Hartanya habis dalam sehari. Disusul dengan kematian semua anak-anaknya yang 10 orang itu dalam hari itu juga. Lalu dia sendiri menderita penyakit yang sangat parah, ditambah lagi dengan istrinya yang menekan dia dengan kata-kata yang sangat menyakitkan hati Ayub. Dalam keadaan demikian, teman-temannya datang dengan maksud menghibur, tetapi sebaliknya membuat Ayub menjadi emosional. Saat itu dia merasa, jalan yang paling baik adalah kiranya Tuhan meremukkan dia dan menghabisi nyawanya, inilah harapannya kata Ayub 6:8. ada saat-saat manusia berada didalam keadaan yang sama sekali putus harapan, sehingga menginginkan lebih baik mati saja. Tetapi saudara-saudara yang saya kasihi! Mazmur 9:19 katakan “bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara.” Pada akhir kisah Ayub, dia dipulihkan, baik hartanya, juga Tuhan memberikan dia 10 orang anak lagi sebagai pengganti yang sepuluh terdahulu yang sudah mati. Mengapa bisa demikian? Apa yang membuat Ayub bertahan?
Didalam Ayub 23:10-12, dikatakan bahwa Ayub setia bersabar/bertahan sambil tetap menuruti Firman-Nya dengan tidak menyimpang. Inilah yang membuat dia bertahan sampai akhir dan menang! Mazmur 37:9 katakan, orang-orang yang menantikan Tuhan akan mewarisi negeri. Orang-orang yang sabar bertahan tidak akan lenyap, tetapi akan mewarisi negeri, jadi ada kelanjutannya. Sebaliknya orang-orang fasik akan dilenyapkan.
Oleh karena itu, saudara-saudara sekalian, apapun yang saudara sedang alami saat ini, bertahan dan berharaplah terus kepada pertolongan Tuhan, sebab pengharapan dalam Tuhan tidak mengecewakan – Roma 5:3-5. Amin!
Selasa, 10 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar