Renungan 19 Juni 2010
MENGATASI KEMARAHAN - Pdt. Eddy Tatimu
Efesus 4:26-27
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.”
Siapakah diantara kita yang tidak pernah mengalami luapan emosi yang dikenal dengan “marah”. Tetapi jika anda bisa mengendalikan kemarahan anda di dalam batas-batas tertentu yang dapat diterima, maka kemarahan anda bukanlah dosa. Kemarahan Daud sudah jelas dalam Mazmur. Yesus meluapkan amarah-Nya dalam Bait Allah. Tindakan keduanya tidak pernah dianggap sevagai dosa.
Tetapi apabila kemarahan menyeberangi batas-batas tertentu, perilaku demikian menjadi dosa. Mengenal garis-garis perbatasan emosi dan spiritual ini memang sulit, tetapi ada beberapa garis penuntun yang dapat membantu.
Kemarahan sah-sah saja selama bukan menjadi sinonim baik pitam yang tiada hentinya dan mengganggu. Jika anda sering meradang karena segala macam hal dan dengan cepat menjadi jengkel, maka anda tidak berjalan atau tidak hidup dalam Roh. Anda memerlukan pengendalian diri dan kekuatan dari-Nya.
Kemarahan dapat diterima selama ditujukan kepada PERILAKU orang dan bukan kepada orangnya. Allah tidak memperlakukan anda sebagaimana Ia patut memperlakukan dosa-dosa anda. Begitu pula, anda harus berhati-hati untuk tidak menyerang MARTABAT seseorang. Biarlah kemarahan anda ditujukan kepada masalah, bukan pada orang. Jangan selalu menekan perasaan anda. Utarakan kejengkelan anda, tetapi jaga agar tetap berada dalam batas rambu-rambu yang sah. Selamat mengatasi kemarahan. Amin!
Jumat, 18 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar