ALLAH BERKUASA MEMERINTAH
(Bagian Pertama)(Untuk kalangan sendiri)
Tuhan berada di atas tahta! Rasul Yohanes engucapkan kata-kata yang membesarkan hati ini dengan penuh semangat di dalam Wahyu 19:6: “Haleluyah: Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.”
Kadang-kadang, seolah-olah penguasa alam semesta ini tidak ada. Kita melihat kekejaman dan kejahatan dan tidak selalu melihat keadilan yang kita harapkan atas kejadian-kejadian tersebut. Kita melihat kebohongan merajalela sementara kebenaran menjadi luntur dan pudar, dan seolah-olah kejahatan menjadi pengontrol dari dunia ini yang diciptakan oleh Tuhan. Kadang-kadang kita bertanya-tanya apakah benar-benar ada manfaatnya untuk mempercayai Kristus dan mencoba untuk tetap setia kepada-Nya.
Rasul Yohanes hidup di dalam dunia yang tidak terlalu jauh berbeda dari kita. Tentu saja, ketika dia menulis Buku Wahyu, dia tidak duduk menulis di sebuah ruang belajar gereja yang menyenangkan atau di sebuah perpustakaan kampus yang dikelilingi buku-buku dan murid-murid yang mengangguminya. Tidak! Ketika Rasul Yohanes menulis Wahyu, dia adalah seorang tahanan pemerintah Romawi, dibuang dan dikucilkan di pulau Patmos, dikelilingi oleh air laut dan terpisah dari orang-orang yang dicintainya. Bayangkan, seandainya saudara menjadi orang tua ini yang telah melayani Kristus dengan sepenuh hati, dan sekarang sendirian di dalam pembuangan, menderita karena imannya. Walaupun begitu, ketika dia menulis sebuah buku, buku yang dia tulis itu bukan tentang dirinya atau tentang pencobaan-pencobaan yang ditanggungnya; buku itu adalah buku tentang Yesus Kristus dan kemenangan-Nya. Dia tidak menulis, “Betapa sengsaranya saya, Kaisar (Romawi) di atas tahta.” Itu bukan bahasa iman! Bukan begitu dia menulis, tetapi lihat apa yang Yohanes tulis, “Haleluya: Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja!”.
Nampaknya tahta penguasa dunia ini kosong, tetapi kenyataannya tidak.
Tuhan tetap diatas tahta. Dan Dia adalah Tuhan Allah. Setiap tahun, setiap penduduk kerajaan Romawi diharuskan untuk muncul di altar menyembah kepada Kaisar dan dengan membakar sedikit kemenyan dan berkata, “Kaisar adalah Tuhan” Yohanes tidak melakukan hal itu. Dia berdiri dan dengan berani dia berkata: “ Yesus Kristus adalah Tuhan!” Oleh karena itu mereka menangkapnya dan membawanya ke pembuangan. Tetapi Yohanes tidak melihat dirinya sebagai tahanan Kaisar; dia adalah tahanan dari Kristus! Dan dia tidak menderita; dia sedang membagikan pengalamannya tentang kemuliaan Kristus! Tidak perduli betapa gelapnya hari, tidak perduli betapa beratnya beban, Yohanes mampu untuk melihat ke atas dan berkata, “Haleluyah: karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja!”. (Bersambung)
Minggu, 04 Juli 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar