Rabu, 24 September 2008

Jangan Meratapi Nasib, Lihatlah Ke Depan

Jangan Meratapi Nasib, Lihatlah Ke Depan...!!!

--------------------------------------------------------------------------------

Kelinci memang dari dulu terkenal sebagai hewan yang bernyali kecil, sering ketakutan tanpa alasan yang jelas, sesegera mungkin menyingkir bila dia merasa terganggu keamanannya. Suatu hari, terlihat sekelompok kelinci sedang berkumpul di tepi sebuah sungai, mereka sibuk berkeluh kesah meratapi nyalinya yang kecil, mengeluh kehidupan mereka yang senantiasa dibayangi dengan mara bahaya. Semakin mereka ngobrol, semakin sedih dan ketakutan memikirkan nasib mereka.

Alangkah malangnya lahir menjadi seekor kelinci. Mau lebih kuat tidak punya tenaga, ingin terbang ke langit biru tidak punya sayap, setiap hari ketakutan melulu. Mau tidur nyenyak pun sulit karena terganggu oleh telinga panjang yang tajam pendengarannya sehingga matanya yang berwarna merah pun semakin lama semakin merah saja.

Mereka merasa hidup ini tidak ada artinya. Dari pada hidup menderita ketakutan terus, mereka berpikir lebih baik mati saja. Akhirnya mereka mengambil keputusan beramai-ramai hendak bunuh diri dengan melompat dari tepian tebing yang tinggi dan curam. Maka para kelinci terlihat berbondong-bondong menuju ke arah tebing.

Saat mereka melewati pinggir sungai, ada seekor katak yang terkejut melihat kedatangan kelinci yang berjumlah banyak. Tergesa-gesa si katak ketakutan dan segera meloncat ke sungai melarikan diri. Walaupun si kelinci sering menjumpai katak yang melompat ketakutan saat melihat kelinci melintas, tetapi sebelum ini mereka tidak peduli. Berbeda untuk kali ini. Tiba-tiba ada seekor kelinci yang tersadar dari kesedihannya dan langsung berteriak, “Hei, berhenti! Kita tidak usah ketakutan sampai perlu harus bunuh diri”.

Karena lihatlah, ternyata ada hewan lain yang lebih tidak bernyali dibandingkan kita yakni si katak yang terbirit-birit saat melihat kita! Mendengar kata-kata itu, kelinci yang lain tiba-tiba pikiran dan hatinya terbuka, seoleh-oleh tumbuh tunas keberanian di hati mereka. Maka dengan riang gembira mereka mulai saling membesarkan diri masing-masing,

“Iya..ya.., kita tidak perlu ketakutan!”.

“Tuh..kan, ada mahluk lain yang lebih pengecut dari kita”

“Iya, kita harus semakin berani”.

Perlahan-lahan mereka berbalik arah kembali kearah pulang dengan riang gembira dan melupakan niatnya untuk bunuh diri.

__________________________________________________ _______________________________________________

Saat keberuntungan sedang tidak memihak kepada kita, Jangan suka meratapi nasib yang dirundung malang seakan-akan hanya kitalah mahluk paling menderita di muka bumi ini. Lihatlah disekeliling kita. Masih begitu banyak orang yang lebih susah, sengsara dan sial dibandingkan kita. Jika mereka yang hidup dalam kekurangan tetapi mampu menjalaninya dengan tegar dan tetap berjuang, kenapa kita tidak...? Mungkin kita miskin akan harta (jgn terpaku pada harta semata krn hidup tidak dilihat dari banyaknya hartamu) tapi kita harus kaya akan kasih, mental, iman, harapan, motivasi & impian dlm hidup. Kalo kata Tukul : "Jangan punya jiwa miskin...". Saya berpikir mungkin mksd dari perkataannya adalah kita harus memiliki Fighting Spirit(Semangat Bertarung) & Winning Spirit(Mental Juara).

Apapun keadaan kehidupan kita hari ini, seharusnya kita jalani dengan optimis, positif dan aktif, nasib tidak akan dapat kita rubah tanpa kita sendiri yang siap & mau untuk merubahnya. Perubahan itu ada & perlu, bukan untuk membuat kita tersingkir tapi utk membuat kita menjadi manusia yang lebih baik lagi di mata-Nya....

By : Unknown (Internet)

Tidak ada komentar: