Senin, 22 Desember 2008

Kisah Seorang Bocah

Kisah Seorang Bocah

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah yang berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyebrangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja tiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan, sahabatnya. Tindakannya ini selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut.

"Bagaimana kabarmu, Andy? Apakah kamu akan ke Sekolah?"
"Ya, Bapa Pendeta!" balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut.

Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut, "Jangan menyebrang jalan raya sendirian, setiap kali pulang sekolah, kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat."

"Terima kasih, Bapa Pendeta."
"Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?"
"Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan.. sahabatku."

Dan Pendeta tersebut meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya di depan altar berbicara sendiri, tetapi pastur tersebut bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa di Surga.

"Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya. Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanya kue ini. Terima kasih buat kue ini, Tuhan! Tadi aku melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya.. lucunya, aku jadi tidak begitu lapar."

"Lihat ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan.Engkau tahu sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa.. paling tidak aku tetap dapat pergi ke sekolah. "

"Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa dari temanku sudah berhenti sekolah, tolong bantu mereka supaya bisa bersekolah lagi. Tolong Tuhan."

"Oh, ya..Engkau tahu kalau Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu. Tuhan, Engkau mau lihat lukaku? Aku tahu Engkau dapat menyembuhkannya, disini..disini. Aku rasa Engkau tahu yang ini kan....? Tolong jangan marahi ibuku, ya..? Dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makan dan biaya sekolahku..itulah mengapa dia memukul aku."

"Oh, Tuhan..aku rasa, aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang sangat cantik dikelasku, namanya Anita. Menurut Engkau, apakah dia akan menyukaiku? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkan-Mu. Engkau adalah sahabatku."

"Hei, ulang tahun-Mu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu. Tapi ini kejutan bagiMu.Aku berharap Engkau menyukainya. Oooops..aku harus pergi sekarang."

Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta. "Bapa Pendeta..Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyebrang jalan sekarang!"

Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andy tidak pernah absen sekalipun. Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Tuhan.. suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif.

Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja tersebut diserahkan kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat. Mereka juga mengutuki orang yang menyinggung mereka.

Ketika mereka sedang berdoa, Andy pun tiba di Gereja tersebut usai menghadiri pesta Natal di sekolahnya, dan menyapa "Halo Tuhan....Aku...."

"Kurang ajar kamu, bocah!!!tidakkah kamu lihat kalau kami sedang berdoa???!!!Keluar, kamu!!!!!"

Andy begitu terkejut, "Di mana Bapa Pendeta Agaton..? Seharusnya dia membantuku menyeberangi jalan raya.
dia selalu menyuruhku untuk mampir lewat pintu belakang Gereja.
Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus,
karena hari ini hari ulang tahunNya, akupun punya hadiah untukNya.."

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya,
seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan
mendorongnya keluar Gereja.

"Keluar kamu, bocah!..kamu akan mendapatkannya!!!"

Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyebrangi jalan raya yang berbahaya tersebut di depan Gereja. Lalu dia menyeberang, tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang, disitu ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah tersebut didalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut.
Waktunya hanya sedikit untuk menghindar dan Andy pun tewas seketika. Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang tersebut yang sudah tidak bernyawa lagi.

Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut, namun dengan penuh air mata datang dan memeluk bocah malang tersebut. Dia menangis.

Orang-orang penasaran dengan dirinya dan bertanya, "Maaf tuan..apakah anda keluarga dari bocah yang malang ini? Apakah anda mengenalnya?"

Tetapi pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalam berkata, "Dia adalah sahabatku." Hanya itulah yang dikatakan.

Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam saku baju bocah malang tersebut dan menaruhnya didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh bocah tersebut, kemudian keduanya menghilang. Orang-orang yang ada disekitar tersebut semakin penasaran dan takjub..

Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sangat mengejutkan. Diapun berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan pria misterius berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu dengan kedua orang tua Andy.

"Bagaimana anda mengetahui putra anda telah meninggal?"
"Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari." Ucap ibu Andy terisak.
"Apa katanya?"
Ayah Andy berkata,"Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy, sepertinya dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan dikeningnya, kemudian dia membisikkan sesuatu.

"Apa yang dikatakan?"
"Dia berkata kepada putraku.." Ujar sang Ayah.
"Terima kasih buat kadonya. Aku akan berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku."

Dan sang ayah melanjutkan, "Anda tahu kemudian semuanya itu terasa begitu indah.. aku menangis tapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang aku tahu.... aku menangis karena bahagia..... aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, tetapi ketika dia meninggalkan kami, ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku.... Aku tidak dapat melukiskan sukacita dalam hatiku. aku tahu, putraku sudah berada di Surga sekarang. Tapi tolong Bapa Pendeta.... Siapakah pria ini yang selalu bicara dengan putraku setiap hari di Gerejamu? Anda seharusnya mengetahui karena anda selalu di sana setiap hari, kecuali pada saat putraku meninggal.

Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes dipipinya, dengan lutut gemetar dia berbisik,"Dia tidak berbicara kepada siapa-siapa... kecuali dengan Tuhan."

From:email

Aneka Kado yang Tak diJual di Toko

Aneka Kado Yang Tak Dijual Di Toko

Aneka kado ini tidak dijual di toko. Anda bisa menghadiahkannya setiap saat, tak perlu membeli!

Meski begitu 8 macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang yang anda sayangi.

1. KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yg tak ternilai harganya.

Memang kita bisa juga hadir di hadapannya lewat email, website, sms, surat , telepon, foto atau faks.

Namun dengan berada di sampingnya, anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif.

Dengan demikian kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran anda sebagai pembawa kebahagiaan.

2. MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan.

Padahal sudah lama diketahui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan.

Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah

menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati.

Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan.

Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan anda

memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar

manis baginya.

3. DIAM
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir atau membingungkan orang.

Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang".

Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasehati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.

4. KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan.

Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta.

Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan

penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

5. KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga

merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari! Selain keindahan penampilan pribadi, anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yg tertata indah, misalnya..

6. TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi.

Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi anda. Ingat-ingat pula, pernahkah anda memujinya.. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

7. KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya anda

pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu ? Bila anda memikirkan hal ini,

berarti anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Okelah, anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi janji.

Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa musti jadi pemicu pertengkaran yg berlarut-larut? Kesediaan untuk mengalah juga dapat

melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

8. SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yg diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan

yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah.

Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliiling kita.

Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yg dikasihi?

From:email

Jumat, 19 Desember 2008

Anda Berharga di Mata Tuhan

Anda Berharga Dimata Tuhan

Ada seorang laki-laki, dimana setiap orang yang melihat fisiknya pasti setuju bahwa ia bukan laki-laki yang menarik. Badannya gemuk dan tingginya di bawah rata-rata, wajahnya tidak tampan. Ia bukan orang yang kaya raya juga bukan orang yang punya kepandaian khusus. Jalannya agak pincang, dan suaranya pun sumbang untuk menyanyi. Sebut saja ia bernama Milo.

Sehari-hari ia bekerja sebagai pegawai sebuah toko buku dengan gaji yang tidak seberapa.

Milo sudah hampir berumur 40 tahun, ia kadang merasa fustasi karena ia belum punya pacar hingga saat ini, Ia kadang merasa Tuhan tidak adil baginya menciptakan dirinya seperti itu,
tidak ada wanita-wanita yang mengelilinginya karena mengaguminya, tidak ada kelimpahan harta padanya, atau orang-orang yang memujinya karena kehebatannya.

Suatu ketika, pulang dari tempat bekerja melewati lorong yang gelap, seorang pria tinggi besar menghadangnya. Wajahnya tidak nampak jelas karena gelapnya malam. Pria itu menodongkan sebuah pisau pada dadanya

"Serahkan uangmu kalau mau selamat" ujarnya dengan nada suara berat.
"Anda menginginkan uang saya? ambillah semuanya" katanya dengan tenang.

Pria itu membiarkan Milo mengambil uangnya, diserahkan semua uangnya ke angannya. Sikap Milo nampak tenang sekali.

"Anda tidak takut kalau aku membunuhmu disini?" tanya pria itu.
"Oh, tentu tidak. Tidak ada yang berharga pada diriku, sekalipun aku harus memberikan nyawaku aku tidak takut" ujarnya dengan tenang.
Menghadapi sikapnya yang tenang, pria itu makin penasaran dan pelan-pelan menurunkan pisaunya.

"Anda tidak takut mati? " tanya pria itu lagi.
"Saya tidak takut mati, saya tidak memiliki apapun di dunia ini. Saya milik Tuhan, jika anda membunuh saya maka anda mengembalikan saya kepada Tuhan."

"Anda orang Kristen?" tanya pria itu.
"Tepat, bagaimana anda bisa tahu?" tanya Milo.
Pria itu akhirnya memperkenalkan diri. Milo lalu mengajaknya duduk di sebuah anak tangga dari toko yang telah tutup.

"Aku seorang preman, aku pernah membunuh belasan nyawa. Dulu aku orang Kristen, Ayahku dulu sering sekali memukul ibuku dan juga anak-anaknya hingga kami hidup dalam kekerasan. Ia sering mabuk dan aku pernah hampir dibunuhnya, selain ia tidak punya pekerjaan tekanan hidup menjadikan aku seperti ini." Kemudian lanjutnya lagi " Baru kali ini aku menemui orang yang tidak takut padaku" ujarnya.

TIba-tiba air mata meleleh dari kedua pipinya , "Seumur hidupku baru pertama kali aku menangis. Aku tidak tahu kenapa, aku seperti orang bodoh menangis di hadapanmu." Kasih Tuhan terus menyinari malam hari itu.

"Kamu pasti lapar, aku punya makanan untukmu" ujar Milo sambil mengeluarkan roti dari tasnya dan memberikan padanya.

"Aku melihat ada suatu kekuatan yang begitu kuat keluar dari dirimu, menarik aku kembali pada suatu tempat dimana aku dulu pernah berada"

Pria itu adalah orang yang paling ditakuti di tempat tersebut, reputasinya sebagai sebagai pembunuh belum ada tandingannya. Bagaimana mungkin orang seperti Milo bisa membuat hatinya luluh? Malam itu ia bertobat dan apa yang terjadi? Banyak dari anak buahnya yang akhirnya bertobat dan kembali pada jalan kebenaran.

Pernahkan anda merasa tidak berharga? Tidak punya kelebihan apa-apa. Anda merasa fisik anda tidak menarik, anda juga merasa tidak punya harta apa-apa yang bisa diberikan. Tuhan tidak pernah menciptakan kita tanpa maksud.

Anda mungkin berkata "Tuhan. Apa saya seperti ini bisa dapat jodoh? Apa saya layak melayaniMu? Apa saya bisa berhasil? "

Semua adalah mungkin bagi Tuhan.

Pernahkah Anda membanding-bandingkan diri Anda dengan kelebihan orang lain, lalu anda merasa minder? Saudara terkasih, apapun keadaan Anda Tuhan begitu mempedulikan anda.

Sekalipun pelayanan anda mungkin hanya seorang penyapu halaman gereja, Anda tetap seorang yang hebat di mata Tuhan.

Jangan pernah bersedih hati, kalau mungkin anda mempunyai cacat fisik. Jangan putus asa kalau orang tidak mengganggap keberadaan anda.

Anda sama berharganya dengan ciptaanNya yang lain. Ketahuilah, Anda begitu berharga dimataNya, sehingga Ia begitu tidak ingin kehilangan anda.

Yesaya 43;4 => " Oleh karena engkau berharga di mataKu, dan mulia, dan Aku mengasihi engkau"

Tuhan Yesus memberkati !!!


From:email

Kegelapan Yang Paling Gelap 7

Dalam contoh ketiga, Matius 25:14-30, ini panjang ceritanya. Tetapi disini kita membaca tentang ada orang-orang yang mendapat talenta. Lagi sekali dalam ayat 14:"Sebab hal kerajaan sorga, sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negri". Dst

Juga disini kita membaca perihal kerajaan sorga. Ada seorang kaya yang mau bepergian keluar negri memanggil hamba-hambanya, dan ternyata ada hamba-hamba. Ada hamba yang mendapat lima talenta, ada hamba yang mendapat dua talenta, ada hamba yang mendapat satu talenta. Hamba dari siapakah ini? Hamba dari raja dari kerjaan sorga. Sebab jangan lupa, ayat 14:"sebab hal kerajaan sorga." Disini dia berbicara tentang kerajaan sorga. Kerajaan sorga yang mempunyai hamba-hamba yang banyak.

Nah, hamba-hamba ini ada yang mendapat lima talenta, ada yang mendapat dua talenta, ada yang mendapat satu talenta. Nah, orang yang satu talenta ini, apakah dia hamba kerajaan? Hamba dari raja itu? Apakah dia orang benar atau bukan orang benar? Orang percaya atau bukan orang percaya? Orang percaya! Jadi Matius 25 juga berbicara tentang orang-orang yang percaya.

Tadi dalam Matius pasal 22 tentang seorang raja yang mengadakan pesta, mengundang semua orang kerajaan sorga seperti itu, dan mereka yang dibuang ke dalam kegelapan yang paling gelap itu adalah orang-orang dari kerajaan itu juga. Sama seperti dalam Matius 25 sekarang. Ini juga berhubungan dengan kerajaan. Seorang raja dan hamba-hamba daripada raja itu.

Jadi buat kita, kita lihat bahwa ini adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Sehingga raja itu memberi ada yang mendapat lima talenta, ada yang mendapat dua talenta, ada yang mendapat satu talenta. Masing-masing menurut ukuran iman. Tadi kita sudah melihat ukuran iman dalam Roma 12. Disini juga menurut ukuran Tuhan berikan ada yang mendapat lima, dua dan satu. Tetapi apakah yang satu ini lakukan? Keikta tuan/raja itu kembali, maka dia panggil hamba-hamba yang mendapat talenta itu. Datang hamba yang mendapat lima talenta, apa yang dia katakan? Tuan memberikan lima, saya sudah kerjakan ada untuk lima, 100%. Ada yang mendapat dua, dia berkata saya telah kerjakan saya bawa kembali dua tambahan. Tapi yang mendapat satu, dia berkata :"Sekarang saya tahu tuan adalah seorang yang kejam. Mengapa yang lain mendapat lima? Mengapa yang lain mendapat dua? Mengapa saya hanya satu?", jengkellah dia. Mengapa saya hanya mendapat satu? Dan yang satu ini sudah saya tanam kedalam tanah. Biar saja sudah.

Saudara-saudara ada sebabnya Tuhan menggambarkan hal ini. Ada orang-orang Kristen yang demikian secara luat kelihatan baik, tetapi dalam hatinya ada protes terhadap pemberian talenta. Mengapa dia dipakai selalu? Sembahyang dia, nanti ini dia, ini dia, semua dia. Saudara-saudara nanti ada timbul cemburu. Perasaan cemburu itu berbahaya sekali. Lalu timbul dari cemburu lantas marah pada orang itu, benci pada orang itu. Timbul bahaya sekali, kepahitan, akar pahit masuk itu dapat membinasakan kita.

Tapi, kita melihat dalam Matius 25, bahwa hamba-hamba ini adalah hamba-hamba dari raja itu. Siapakah raja itu disini? Yesus. Ada hamba-hambaNya dan memang hamba-hamba, anak-anak Tuhan adalah hamba dari Tuhan. Hamba-hamba Tuhan pun adalah hamba dari Tuhan. Mereka, kita lihat disini adalah hamba-hamba daripada raja itu. Tapi kemudian yang mempunyai satu talenta ini berkata, tuan kejam, saya tidak kerjakan apa-apa. Apa yang tuan katakan? Dalam Matius 25 ini ayat 29:"karena setiap orang mempunyai kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu kedalam yang paling gelap".

Kamis, 18 Desember 2008

Tuhan Bebanku Berat

Tuhan, Bebanku Berat

E-mail Print PDF


"Mengapa bebanku berat sekali?" aku berpikir sambil membanting pintu kamarku dan bersender.
"Tidak adakah istirahat dari hidup ini?" Aku menghempaskan badanku ke ranjang,
menutupi telingaku dengan bantal.
"Ya Tuhan," aku menangis, "Biarkan aku tidur...Biarkan aku tidur dan tidak pernah bangun kembali!" Dengan tersedu-sedu, aku mencoba untuk meyakinkan diriku untuk melupakan.

Tiba-tiba gelap mulai menguasai pandanganku, Lalu, suatu cahaya yang sangat bersinar mengelilingiku ketika aku mulai sadar. Aku memusatkan perhatianku pada sumber cahaya itu. Sesosok pria berdiri di depan salib.

"Anakku," orang itu bertanya, "Mengapa engkau datang kepada-Ku sebelum Aku siap memanggilmu?"
"Tuhan, aku mohon ampun. Ini karena aku tidak bisa melanjutkannya. Kau lihat! betapa berat hidupku. Lihat beban berat dipunggungku. Aku bahkan tidak bisa mengangkatnya lagi."

"Tetapi, bukankah Aku pernah bersabda kepadamu untuk datang kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat, karena Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
"Aku tahu Engkau pasti akan mengatakan hal itu. Tetapi kenapa bebanku begitu berat?"

"Anak-Ku, setiap orang di dunia memiliki beban. Mungkin kau ingin mencoba salib yang lain?"
"Aku bisa melakukan hal itu?"

Ia menunjuk beberapa salib yang berada di depan kaki-Nya. Kau bisa mencoba semua ini. Semua salib itu berukuran sama. Tetapi setiap salib tertera nama orang yang memikulnya.

"Itu punya Joan," kataku.
Joan menikah dengan seorang kaya raya. Ia tinggal di lingkungan yang nyaman dan memiliki 3 anak perempuan yang cantik dengan pakaian yang bagus-bagus. Kadangkala ia menyetir sendiri ke gereja dengan mobil Cadillac suaminya kalau mobilnya rusak. "Umm, aku coba punya Joan. Sepertinya hidupnya tenang-tenang saja. Seberat apa beban yang Joan panggul?" pikirku.

Tuhan melepaskan bebanku dan meletakkan beban Joan di pundakku.
Aku langsung terjatuh seketika. "Lepaskan beban ini!" teriakku.
"Apa yang menyebabkan beban ini sangat berat?"
"Lihat ke dalamnya."

Aku membuka ikatan beban itu dan membukanya.Di dalamnya terdapat gambaran ibu mertua Joan, dan ketika aku mengangkatnya, ibu mertua Joan mulai berbicara,
"Joan, kau tidak pantas untuk anakku, tidak akan pernah pantas. Ia tidak seharusnya menikah denganmu. Kau adalah wanita yang terburuk untuk cucu-cucuku..."

Aku segera meletakkan gambaran itu dan mengangkat gambaran yang lain. Itu adalah Donna, adik terkecil Joan. Kepala Donna dibalut sejak operasi epilepsi yang gagal itu.
Gambaran yang ketiga adalah adik laki-laki Joan. Ia kecanduan narkoba, telah dijatuhi hukuman karena membunuh seorang perwira polisi.

"Aku tahu sekarang mengapa bebannya sangat berat, Tuhan.
Tetapi ia selalu tersenyum dan suka menolong orang lain.
Aku tidak menyadarinya..."
"Apakah kau ingin mencoba yang lain?" tanya Tuhan dengan pelan.

Aku mencoba beberapa.
Beban Paula terasa sangat berat juga: Ia melihara 4 orang anak laki-laki tanpa suami.

Debra punya juga demikian: masa kecilnya yang dinodai oleh penganiayaan seksual dan menikah karena paksaan.

Ketika aku melihat beban Ruth, aku tidak ingin mencobanya. Aku tahu di dalamnya ada penyakit Arthritis, usia lanjut, dan tuntutan bekerja penuh sementara suami tercintanya berada di Panti Jompo.

"Beban mereka semua sangat berat, Tuhan" kataku.
"Kembalikan bebanku"

Ketika aku mulai memasang bebanku kembali, aku merasa
bebanku lebih ringan dibandingkan yang lain.

"Mari kita lihat ke dalamnya," Tuhan berkata.
Aku menolak, menggenggam bebanku erat-erat.
"Itu bukan ide yang baik," jawabku,
"Mengapa?"
"Karena banyak sampah di dalamnya."
"Biar Aku lihat"
Suara Tuhan yang lemah lembut membuatku luluh. Aku membuka bebanku. Ia mengambil satu buah batu bata dari dalam bebanku.

"Katakan kepada-Ku mengenai hal ini."
"Tuhan, Engkau tahu itu. Itu adalah uang. Aku tahu kalau kami tidak semenderita seperti orang lain di beberapa Negara atau seperti tuna wisma di sini. Tetapi kami tidak memiliki asuransi, dan ketika anak-anak sakit, kami tidak selalu bisa membawa mereka ke dokter. Mereka bahkan belum pernah pergi ke dokter gigi. Dan aku sedih untuk memberikan mereka pakaian bekas."

"Anak-Ku, Aku selalu memberikan kebutuhanmu.... dan semua anak-anakmu. Aku selalu memberikan mereka badan yang sehat. Aku mengajari mereka bahwa pakaian mewah
tidak membuat seorang berharga di mataKu."

Kemudian ia mengambil sebuah gambaran seorang anak laki-laki…
"Dan yang ini?" tanya Tuhan.
"Andrew..." aku menundukkan kepala, merasa malu untuk menyebut anakku sebagai sebuah beban.
"Tetapi, Tuhan, ia sangat hiperaktif. Ia tidak bisa diam seperti yang lain, ia bahkan membuatku sangat kelelahan. Ia selalu terluka, dan orang lain yang membalutnya berpikir akulah yang menganiayanya. Aku berteriak kepadanya selalu. Mungkin suatu saat aku benar-benar menyakitinya..."

"Anak-Ku," Tuhan berkata.
"Jika kau percayakan kepada-Ku,aku akan memperbaharui kekuatanmu, dan jika engkau mengijinkan Aku untuk mengisimu dengan Roh Kudus, aku akan memberikan engkau kesabaran."

Kemudian Ia mengambil beberapa kerikil dari bebanku.
"Ya, Tuhan.." aku berkata sambil menarik nafas panjang.
"Kerikil-kerikil itu memang kecil. Tetapi semua itu adalah penting. Aku membenci rambutku.
Rambutku tipis, dan aku tidak bisa membuatnya kelihatan bagus. Aku tidak mampu untuk pergi ke salon. Aku kegemukan dan tidak bisa menjalankan diet. Aku benci semua pakaianku. Aku benci penampilanku!"

"Anak-Ku, orang memang melihat engkau dari penampilan luar, tetapi Aku melihat jauh sampai ke dalamnya hatimu. Dengan Roh Kudus, kau akan memperoleh pengendalian diri untuk menurunkan berat badanmu. Tetapi keindahanmu tidak harus datang dari luar. Bahkan seharusnya berasal dari dalam hatimu, kecantikan diri yang tidak akan pernah hilang dimakan waktu. Itulah yang berharga di mata-Ku."

Bebanku sekarang tampaknya lebih ringan dari sebelumnya.
"Aku pikir aku bisa menghadapinya sekarang," kataku,
"Yang terakhir, berikan kepada-Ku batu bata yang terakhir." kata Tuhan.
"Oh, Engkau tidak perlu mengambilnya. Aku bias mengatasinya."
"Anak-Ku, berikan kepadaKu."

Kembali suara-Nya membuatku luluh. Ia mengulurkan tangan-Nya, dan untuk pertama kalinya Aku melihat luka-Nya.

"Tuhan....Bagaimana dengan tangan-Mu? Tangan-Mu penuh dgn luka?"

Aku tidak lagi memperhatikan bebanku, aku melihat wajah-Nya untuk pertama kalinya. Dan pada dahi-Nya, kulihat luka yang sangat dalam... tampaknya seseorang telah menekan mahkota duri terlalu dalam ke dagingNya.

"Tuhan," aku berbisik. Mata-Nya yang penuh kasih menyentuh kalbuku.

"AnakKu, kau tahu itu. Berikan kepadaku bebanmu. Itu adalah milikKu. Aku telah membelinya."
"Bagaimana?"
"Dengan darah-Ku"
"Tetapi kenapa Tuhan?"
"Karena aku telah mencintaimu dengan cinta abadi, yang tak akan punah dengan waktu. Berikan kepadaKu."

Aku memberikan bebanku yang kotor dan mengerikan itu ke tangan-Nya yang terluka. Beban itu penuh dengan kotoran dan iblis dalam kehidupanku:
kesombongan, egois, depresi yang terus-menerus menyiksaku.
Kemudian Ia mengambil salibku kemudian menghempaskan salib itu ke kolam yang berisi dengan darahNya yang kudus. Percikan yang ditimbulkan oleh salib itu luar biasa besarnya.

"Sekarang anak-Ku, kau harus kembali. Aku akan bersamamu selalu. Ketika kau berada dalam masalah, panggillah Aku dan Aku akan membantumu dan menunjukkan hal-hal yang tidak bisa kau bayangkan sekarang."

"Ya, Tuhan, aku akan memanggil-Mu." Aku mengambil kembali bebanku.
"Kau boleh meninggalkannya di sini jika engkau mau. Kau lihat beban-beban itu? Mereka adalah kepunyaan orang-orang yang telah meninggalkannya di kakiKu, yaitu Joan, Paula, Debra, Ruth...
Ketika kau meninggalkan bebanmu di sini, aku akan menggendongnya bersamamu. Ingat, kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

Seketika aku meletakkan bebanku, cahaya itu mulai menghilang. Namun, masih kudengar suaraNya berbisik, "Aku tidak akan meninggalkanmu, atau melepaskanmu."


From:email

Rabu, 17 Desember 2008

Injil Menurut Toko Serba Ada

Injil Menurut Toko Serba Ada

Ada kisah tentang kebaikan dan kasih yang tercecer dari antara perayaan-perayaan Natal. Semacam kisah Orang Samaria yang Baik Hati. Kisah tentang kasih yang indah ini sayangnya tidak terjadi di gereja, tetapi di sebuah Dept. Store di Amerika Serikat.

Pada suatu hari seorang pengemis wanita yang dikenal dengan sebutan "Bag Lady" (karena segala harta-bendanya hanya termuat dalam sebuah tas yang ia jinjing kemana-mana sambil mengemis) memasuki sebuah Dept. Store yang mewah sekali. Hari-hari itu adalah menjelang hari Natal. Toko itu dihias dengan indah sekali. Lantainya semua dilapisi karpet yang baru dan indah.

Pengemis ini tanpa ragu-ragu memasuki toko ini. Bajunya kotor dan penuh lubang-lubang. Badannya mungkin sudah tidak mandi berminggu-minggu Bau badan menyengat hidung. Ketika itu seorang hamba Tuhan wanita mengikutinya dari belakang. Ia berjaga-jaga, kalau petugas sekuriti toko itu mengusir pengemis ini, sang hamba Tuhan mungkin dapat membela atau membantunya. Wah, tentu pemilik atau pengurus toko mewah ini tidak ingin ada pengemis kotor dan bau mengganggu para pelanggan terhormat yang ada di toko itu. Begitu pikir sang hamba Tuhan wanita. Tetapi pengemis ini dapat terus masuk ke bagian-bagian dalam toko itu. Tak ada petugas keamanan yang mencegat dan mengusirnya. Aneh ya Padahal, para pelanggan lain berlalu lalang di situ dengan setelan jas atau gaun yang mewah dan mahal.

Di tengah Dept. Store itu ada piano besar (grand piano) yang dimainkan seorang pianis dengan jas tuksedo, mengiringi para penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu natal dengan gaun yang indah. Suasana di toko itu tidak cocok sekali bagi si pengemis wanita itu. Ia nampak seperti makhluk aneh di lingkungan gemerlapan itu. Tetapi sang 'bag lady" jalan terus. Sang hamba Tuhan itu juga mengikuti terus dari jarak tertentu.

Rupanya pengemis itu mencari sesuatu dibagian Gaun Wanita. Ia mendatangi counter paling eksklusif yang memajang gaun-gaun mahal bermerek (branded items) dengan harga diatas $ 2500 per piece. Kalau dikonversi dengan kurs hari-hari ini, harganya dalam rupiah sekitar Rp. 20 juta per piece. Baju-baju yang mahal dan mewah ! Apa yang dikerjakan pengemis ini?

Sang pelayan bertanya, "Apa yang dapat saya bantu bagi anda ?"

"Saya ingin mencoba gaun merah muda itu ?"

Kalau anda ada di posisi sang pelayan itu, bagaimana respons anda ? Wah, kalau pengemis ini mencobanya tentu gaun-gaun mahal itu akan jadi kotor dan bau, dan pelanggan lain yang melihat mungkin akan jijik membeli baju-baju ini setelah dia pakai. Apalagi bau badan orang ini begitu menyengat, tentu akan merusak gaun-gaun itu. Tetapi mari kita dengarkan apa jawaban sang pelayan toko mewah itu.

"Berapa ukuran yang anda perlukan ?"

"Tidak tahu !"

"Baiklah, mari saya ukur dulu."

Pelayan itu mengambil pita meteran, mendekati pengemis itu, mengukur bahu, pinggang, dan panjang badannya. Bau menusuk hidung terhirup ketika ia berdekatan dengan pengemis ini. Ia cuek saja. Ia layani pengemis ini seperti satu-satunya pelanggan terhormat yang mengunjungi counternya.

"OK, saya sudah dapatkan nomor yang pas untuk nyonya ! Cobalah yangini !" Ia memberikan gaun itu untuk dicoba di kamar pas.

"Ah, yang ini kurang cocok untuk saya. Apakah saya boleh mencoba yang lain?

"Oh, tentu !"

Kurang lebih dua jam pelayan ini menghabiskan waktunya untuk melayani sang "bag lady". Apakah pengemis ini akhirnya membeli salah satu gaun yang dicobanya? Tentu saja tidak ! Gaun seharga puluhan juta rupiah itu jauh dari jangkauan kemampuan keuangannya.

Pengemis itu kemudian berlalu begitu saja, tetapi dengan kepala tegak karena ia telah diperlakukan sebagai layaknya seorang manusia. Biasanya ia dipandang sebelah mata. Hari itu ada seorang pelayan toko yang melayaninya, yang menganggapnya seperti orang penting, yang mau mendengarkan permintaannya.

Tetapi mengapa pelayan toko itu repot-repot melayaninya ? Bukankah kedatangan pengemis itu membuang-buang waktu dan perlu biaya bagi toko itu? Toko itu harus mengirim gaun-gaun yang sudah dicoba itu ke Laundry, dicuci bersih agar kembali tampak indah dan tidak bau. Pertanyaan ini juga mengganggu sang hamba Tuhan yang memperhatikan apa yang terjadi di counter itu. Kemudian hamba Tuhan ini bertanya kepada pelayan toko itu setelah ia selesai melayani tamu "istimewa"-nya.

"Mengapa anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun indah ini ?"

"Oh, memang tugas saya adalah melayani dan berbuat baik (My job is to serve and to be kind !)"

"Tetapi, anda 'kan tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin sanggup membeli gaun-gaun mahal ini?"

"Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah untuk melayani dan berbuat baik." Hamba Tuhan ini tersentak kaget. Di jaman yang penuh keduniawian ini ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah melayani dan berbuat baik, tanpa perlu menghakimi orang lain.

Hamba Tuhan ini akhirnya memutuskan untuk membawakan khotbah pada hari Minggu berikutnya dengan thema "Injil Menurut Toko Serba Ada". Khotbah ini menyentuh banyak orang, dan kemudian diberitakan di halaman-halaman surat kabar di kota itu.

Berita itu menggugah banyak orang sehingga mereka juga ingin dilayani di toko yang eksklusif ini. Pengemis wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi keuntungan apa-apa, tetapi akibat perlakuan istimewa toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu keuntungan naik 48 % !

"Peliharalah kasih persaudaraan ! Jangan kamu lupa memberi kebaikan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat." Ibrani 1:31

From:email

Akibat Berpikiran Sempit

Akibat berpikiran Sempit
Alkisah, pada suatu kala hiduplah seorang pemuda yang hidup bersama kedua orang tuanya yang sudah tua. Kehidupan mereka boleh dibilang biasa-biasa saja, malah kadang-kadang serba kekurangan. Pemuda itu bekerja sebagai seorang buruh untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Usia kedua orang tuanya yang sudah tua membuat mereka tidak memungkinkan lagi untuk bekerja mencari nafkah.

Pada suatu hari ayah pemuda itu sakit keras. Sayangnya, pemuda itu tidak memiliki cukup uang untuk biaya pengobatan ayahnya. Akhirnya, sang ayah tersebut hanya bisa diberi pengobatan sekadarnya, padahal pertolongan dari dokter sangatlah penting. Dari hari ke hari penyakit ayahnya semakin memburuk dikarenakan tidak adanya pengobatan dari dokter. Sampai suatu hari mereka memperoleh keberuntungan yang tidak disangka-sangka. Mereka diberi uang yang cukup banyak oleh orang yang tak diketahui identitasnya. Orang tersebut menulis di kertas dan berpesan agar uang tersebut digunakan untuk biaya dokter dan pengobatan ayahnya.

Pemuda tersebut dan ibunya sungguh bahagia bukan main mendapat rezeki durian runtuh dari seseorang yang tidak diketahui. Setelah beberapa hari, ayah pemuda itu semakin membaik kesehatannya dan akhirnya sembuh dari sakitnya, berkat perawatan dari dokter.

Suatu hari pada saat berjalan pulang dengan membawa makanan yang dibelinya, tiba-tiba seseorang di depan menabraknya dengan cukup keras dan menyebabkan makanan yang dibeli terjatuh berserakan di jalanan. Ternyata orang yang menabraknya adalah tetangga sebelahnya yang cukup kaya. Pemuda itu memang dari dulu tidak begitu suka dengan tetangganya karena ia kaya dan menurutnya agak sombong. Langsung saja pemuda itu memaki orang tadi sehingga membuat orang-orang disekeliling menoleh melihat mereka. Walaupun tetangganya terus-menerus meminta maaf dan akan mengganti makanan yang terjatuh, ia terus saja berteriak marah-marah dengan wajah mengerikan. Meskipun begitu, tetangga itu tetap tenang dan tidak tersinggung. Pemuda itu menyalahkannya meskipun bukan sepenuhnya kesalahannya. Pemuda itu juga tidak melihat ke depan sehingga bertabrakan. Kejadian itu membuatnya semakin menyalakan api kebencian kepada tetangganya.

Setelah ia pulang ke rumah, ibunya bergegas memanggilnya dan berkata, “Anakku, tahukah kamu siapa sebenarnya orang yang sudah berbaik hati memberikan uang kepada kita untuk biaya pengobatan ayahmu?” Pemuda itu menggelengkan kepala sambil merasa penasaran siapa sebenarnya orang tak dikenal yang sangat dermawan itu. Kemudian ibunya dengan antusias berkata, “Orang itu adalah tetangga kita yang di sebelah, ia sendiri yang mengatakannya setelah menjenguk ayahmu tadi. Ia benar-benar baik, tutur katanya sopan dan rendah hati walaupun kaya. Kamu harus ke rumahnya untuk berterima kasih atas kebaikan hatinya.”

Mendengar kenyataan ini, pemuda itu merasa malu karena ia tadi baru saja memarahi tetangganya habis-habisan di jalan, padahal ia tak sengaja menabraknya. Ia merasa tak seharusnya ia seperti itu hanya karena persoalan kecil.

---

Ada sebuah kutipan yang mengatakan bahwa kita harus melihat kesalahan orang lain seperti melihat melalui lensa cekung dan melihat kebaikan orang lain seperti melihat melalui lensa cembung. Artinya kita tidak perlu mengingat kesalahan orang lain. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengingat kebaikan-kebaikan yang dimiliki oleh seseorang, apalagi kebaikan yang telah dilakukannya untuk kita.

Mungkin Anda sekarang sedang benci, merasa iri atau dengki terhadap orang lain hanya dikarenakan Anda tidak menyukai mereka, atau mereka bersalah kepada Anda atau bahkan Anda terlalu fokus kepada keburukan orang lain sehingga Anda menutup mata terhadap kebaikan yang mereka miliki. Anda sepatutnya memaafkan kesalahan mereka, karena tidak ada orang yang dapat luput dari kesalahan. Lihat kebaikan yang mereka miliki, maka Anda akan terbebas dari perasaan benci, tidak suka, iri maupun dengki.

Begitu juga dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika Anda selalu berfokus pada kebaikan-kebaikan yang mereka miliki, maka Anda akan lebih bersikap hangat yang dapat menciptakan komunikasi yang harmonis. Dan orang lain pun akan merasa bahwa Anda adalah orang yang menyenangkan.

From:email

Selasa, 16 Desember 2008

A Blind Boy

A Blind Boy

A blind boy sat on the steps of a building with a hat by his feet. He held up a sign which said: 'I am blind, please help.' There were only a few coins in the hat.

A man was walking by. He took a few coins from his pocket and dropped them into the hat. He then took the sign, turned it around, and wrote some words. He put the sign back so that everyone who walked by would see the new words.

Soon the hat began to fill up. A lot more people were giving money to the blind boy. That afternoon the man who had changed the sign came to see how things were. The boy recognized his footsteps and asked, 'Were you the one who changed my sign this morning? What did you write?'

The man said, 'I only wrote the truth. I said what you said but in a different way.'
What he had written was: 'Today is a beautiful day and I cannot see it.'

Do you think the first sign and the second sign were saying the same thing?

Of course both signs told people the boy was blind. But the first sign simply said the boy was blind. The second sign told people they were so lucky that they were not blind. Should we be surprised that the second sign was more effective?


Moral of the Story: Be thankful for what you have. Be creative. Be innovative. Think differently and positively.

Invite others towards good with wisdom. Live life with no excuse and love with no regrets. When life gives you a 100 reasons to cry, show life that you have 1000 reasons to smile. Face your past without regret. Handle your present with confidence. Prepare for the future without fear. Keep the faith and drop the fear.


Great men say, 'Life has to be an incessant process of repair and reconstruction, of discarding evil and developing goodness…. In the journey of life, if you want to travel without fear, you must have the ticket of a good conscience.'

The most beautiful thing is to see a person smiling…
And even more beautiful is, knowing that you are the reason behind it!!!

From:email

Senin, 15 Desember 2008

Kisah Tentang Uang

kisah tentang uang
Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di tempat yang sama, dengan bahan dan alat-alat yang sama. Pertama kali keluar, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Setelah tiga bulan lamanya berpisah, mereka bertemu lagi dalam dompet seseorang dengan kondisi yang berbeda

SERATUS RIBU: “Ya, ampuunnnn. ……… darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan….. bau! Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren ….
Ada apa denganmu?”

SERIBU : (dengan tatapan sendu) : “Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan taik ayam. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk,,

Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. ……”

SERATUS RIBU : (dengan prihatin) “Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan!
Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm… dompetnya harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis.

Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus. Jarang sekali aku di tempat yang kamu ceritakan itu. Dan…… aku juga jarang bertemu dengan teman-temanmu. ”

SERIBU : Ughhh . . . (sambil menarik nafas lega)
“Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman.
Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada kamu!”

SERATUS RIBU : (dengan rasa penasaran), “Apa Itu?”

SERIBU : “Aku sering bertemu teman-temanku di kantong-kantong kolekte di gereja atau di tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu disana…..”

From:email

Jumat, 12 Desember 2008

Memohon bukan Untuk Menang

memohon bukan untuk menang

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan terbuat dari kayu. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya.

Seorang anak kecil bernama Dinzi, dengan tubuh yang kecil dan Mobil tak istimewa, termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya yang berbadan besar, Dinzi lah yang paling kecil, mobil’nya pun paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsingkan Dinzi dan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sangat sederhana, roda dari sandal jepit, tentu tak sekokoh dengan mobil mainan lainnya. Namun, Dinzi bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu hasil kerja kerasnya.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 “pembalap” kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

Namun, sesaat kemudian, Dinzi meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, “Ya, aku siap!”

Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. “Ayo…ayo…cepat…cepat, maju…maju”, begitu teriak mereka.

Dan tali lintasan finish pun telah terlambai, Dinzi lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Dinzi. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati “Terima kasih.”

Saat pembagian piala tiba. Dinzi maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada agar kamu menang, bukan?”.

Dinzi terdiam. “Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan” kata Dinzi.
Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya, tak adil untuk memohon dan meminta untuk menolongmu mengalahkan orang lain. Aku , hanya bermohon, supaya aku tak menangis, jika aku kalah.”

Renungan :
Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa. Memohon agar setiap permintaan kita dikabulkan. Terlalu sering juga kita meminta untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukanlah yang kita butuh adalah bimbingan, tuntunan, dan panduan ??

Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Ujian hidup yang berat, bukan untuk membuat kita lemah, cengeng dan mudah menyerah...

From:email

Jumat, 05 Desember 2008

Kegelapan Yang Paling Gelap 6

Kegelapan Yang Paling Gelap 6
Oleh : Pdt. A.H Mandey

Ceritera yang kedua, kita lihat dalam Matius 22:11-14 :"Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: hai saudara, bagaimana engkau masuk kemari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya:Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, disanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipih".

Disini sekalai lagi dalam ayat 1 dan 2 mulai dengan berkata :"lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka, hal kerajaan sorga seumpama seorang raja yang mengedakan perjamuan kawin untuk anaknya" Dia bicara disini hal apa? Hal kerajaan sorga. Hal kerajaan sorgalah yang Dia kemukakan. Lalu datang ke ayat 11 :"ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu..." - sebab dia bikin pesta pernikahan, semua orang diundang, kemudian raja itu masuk ke ruangan pesta, untuk bertemu dengan tamu-tamu itu - "...ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya:Hai saudara, bagaimana engkau masuk kemari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu kedalam kegelapan yang paling gelap, disanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Lagi disini kita membaca orang dibuang kedalam kegelapan yang diluar. Orang percaya atau bukan mereka ini? Saya yakin bahwa ini adalah orang-orang yang memang sudah percaya kepada Tuhan. Tetapi apa sebab mereka dibuang kedalam kegelapan yang paling gelap? Apa konteksnya? baca ayat-ayat sebelumnya. Apalah sebabnya? Tidak berpakaian pesta, sehingga ia dibuang kedalam kegelapan yang paling gelap. Sama seperti tadi, Matius pasal 8, dibuang kedalam kegelapan yang paling gelap. Tetapi disana di dalam Matius 8, apakah yang dia tidak miliki? Iman. Alasannya tidak mempunyai pakaian pesta. Tidak mempunyai pakaian pesta itulah yang menjadi masalah disini. Dan pakaian pesta ini berbicara dari hal :KEBENARAN. Wahyu 19:8:"Kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih! Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus."

Jadi ini berbicara dari hal perbuatan-perbuatan yang benar. Pertama tadi kita lihat dihubungkan dengan iman, sekarang dihubungkan dengan perbuatan-perbuatan yang benar. Kebenaran. Jadi lagi sekali kita melihat sekarang kebenaran adalah satu hal yang Tuhan cari. Tuhan ingin melihat kebenaran itu ada dalam kehidupan orang-orang percaya. Tadi pertama iman, sekarang ke dua kebenaran, berlaku benar. Bukan hanya percaya dengan hati lalu mengaku dengan mulut. Tetapi sekarang dalam perbuatanpun harus benar. Jadi bicara tentang kebenaran. Orang ini masuk dalam pesta, tidak mempunyai pakaian pesta, tidak mempunyai kebenaran, dan dia dibuang.

Jumat, 28 November 2008

Kegelapan Yang Paling Gelap 5

Kegelapan Yang Paling Gelap 5
Oleh : Pdt. A.H. Mandey

Nah, kembali kepada Matius 8 tadi, jelas disini bahwa, anak-anak kerajaan itu dibuang kedalam kegelapan yang diluar, yang paling hebat, yang paling gelap. Apakah ini? Apakah kegelapan yang paling gelap ini? Neraka? Kalau ini neraka, berarti anak-anak kerajaan masuk neraka. Nah, tentu kita tahu anak-anak kerajaan tidak masuk neraka, anak kerajaan masuk surga. Hanya pada waktu dipisah, ternyata mereka ini masih kurang imannya. Sedangkan dari Timur Barat itu mempunyai iman yang besar, mereka masuk kedalam kerajaan sorga bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Tetapi orang-orang yang tidak mempunyai ukuran iman yang sepenuhnya.

Yesus kalau datang nanti, Dia mencari Iman. Dalam Injil Matius dengan jelas Dia bicara tentang yang Dia perlukan iman; tetapi dalam injil Lukas 18:8 "...jika Anak Manusia datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" Ada iman? Jelas saudara-saudara Allah mengharapkan / menentukan iman sebagai salah satu syarat yang kuat sekali. Masuk ke dalam kerjaan sorga atau dibuang kedalam kegelapan yang paling gelap, berdasarkan apakah kita mempunyai iman yang sepenuhnya atau belum. Jadi iman itu bisa berbeda. Tapi jangan sampai kita asal sudah percaya pada Tuhan, puji Tuhan, sudah, amin. Kalau kita tidak terus bertumbuh dalam iman kita kepada Tuhan.

Nah, seringkali contoh yang paling baik tentang iman adalah contoh dari Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka percaya kepada Allah. Kalau mereka dipaksa untuk menyembah patung Nebukadnezar, mereka berkata, kami tidak perlu menjawab, sudah jelas kami tidak perlu menjawab, karena kami tidak mau menyembah. " Kalau kamu menyembah kamu dilepaskan; kalau kami tidak menyembah kamu akan dibuang ke dapur api". Mereka berkata "kami tidak perduli, kalau Allah kami tidak lepaskan kami, apa boleh buat, kami mati, tapi kami percaya bahwa Tuhan juga dapat melepaskan".

Dan saudara-saudara ternyata apa, Tuhan ada beserta dengan dia. Jadi iman mereka, bukan hanya kalau berdoa Tuhan jawab dan berikan apa yang mereka minta, tetapi juga, pada waktu mereka tidak mendapat apa yang mereka minta, itupun iman.

Sering kali kalau kita berkata dia sudah berdoa, dia nggak dapatm, orang ini tidak mempunyai iman. Eh..eh tunggu dulu. Iman adalah sesuatu yang kita liat disini Tuhan tekankan. Tuhan perlu iman. Tuhan ingin supaya kita mempunyai iman yang sesungguhnya. Sadrakh, Mesakh dan Abednego tidak minta dan tidak dapat kelepasan, tapi mereka tetap percaya, dan akhirnya, Tuhan buktikan tidak ada bau hangus pada tubuh mereka, itulah iman.

Nah saudara-saudara dikatakan disini sekarang, orang yang beriman berkumpul dalam kerajaan sorga, orang yang mempunyai iman tatapi imannya tidak memenuhi ukuran, mereka dibuang kedalam kegelapan yang paling gelap. Apakah kegelapan yang paling gelap itu? Bukan neraka. Bukan.

Kamis, 20 November 2008

Kegelapan Yang Paling Gelap 4

Kegelapan Yang Paling Gelap 4
Oleh: Pdt. A.H Mandey


Tadi pagi datang seorang saudara, dia cerita bahwa dia hamba Tuhan. Tap yah...dia bilang:"Om, sekarang saya yah malu om," malu katanya :"saya tidak jadi hamba Tuhan lagi." Dia agak malu ceritakan. Sekarang dia buka CV, jadi wakil direktur."Saya malu om" saya bilang apa yang malu, apa hidungmu nggak adakan? Kalau memang bukan panggilan, jangan paksa. Kalau bukan panggilan jadi hamba Tuhan, jadi gembala atau lain-lain, sudah, jangan. Kerjakan apa yang kita rasa itulah panggilan kita. Kalau panggilan dia jadi direktur, wakil direktur, menjadi komisaris atau apa dalam perusahaan, mau jadi pedagang, silahkan. Tuhan pakai juga tenaga-tenaga itu, Tuhan mau juga. Kalau semua jadi pendeta, kan repot juga saudara-saudara. Mesti ada juga anggota-anggota. Jadi masing-masing ada tugasnya.

Kalau saudara baca Roma pasal 12, jelas sekali disana dikatakan, banyak sekali bidang yang bisa kita kerjakan. Saya bacakan saja, meskipun agak menyimpang dari apa yang ingin saya kemukakan, tapi sekaliguslah. Roma 12:4 "Sebab sama seperti pada satu tbuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama". Tangan saudara, kaki saudara, perut saudara, dengkul saudara, sikut saudara, semuanya mempunyai tugasnya masing-masing, tidak sama.

Ayat 5 :"demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain". Jadi seperti tulang tangan dan tulang kaki itu berbeda fungsinya, begitu jugalah kita.

Ayat 6:"Demikianlah kita mempunyai banyak karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita; Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita". Kalau karunia kita bernubuat, bernubuatlah.

Ayat 7: "Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani,..." kita tidak usah malu jadi pelayan, tidak usah malu kalau itu panggilan kita untuk karunia yang Tuhan berikan kepada kita. Mengapa kita tidak kerjakan? Kita tidak usah malu. Ayat 7:"...jikalau karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar".

Ayat 8: "jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati...." Kalau saudara terpanggil untuk konseling, menasehati, konseling sekarang banyak. Mau konseling, saya mau konseling-konseling, katanya mau konseling.

Saya senang melayani-melayani saja, dia katakan selanjutnya :"bagi pembangunan tubuh Kristus sampai kita semua mencapai kesatuan iman." Efesus 4:13. Kita sekarang ini belum mempunyai iman yang sama. Coba saudara liat kembali ke Roma 12 tadi, ayat 3 :"berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku akau berkata kepada setiap orang diantara kamu, janganlah km memikirkan hal-hal yang lebih tinggi daripada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing."

Setiap orang mempunyai ukuran / takaran iman masing-masing. Sekarang ini iman kita tidak sama, takaran iman kita berbeda-beda, ada yang imannya besar, ada yang imannya kecil; sedang-sedanglah, tetapi dikatakan menurut ukuran....tugas yang sama dikatakan mempunyai hal sama seperti pada satu tubuh itu mempunyai banyak anggota, demikian pula anggota itu mempunyai tugas yang sama.

Dan dalam ayat yang ke 3 dia berkata :"sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing".

Jadi sekarang kita belum mempunyai iman yang sama. Yang satu lebih besar dari yang lain. Tetapi ini tidak akan terus menerus begini, iman itu tidak terus-menerus: kamu besar, aku kecil, kamu setengah-setengah, saya 80%, oh saya 10%, tidak. Sekarang menurut ukuran yang diberikan itu. Tetapi Efesus 4:13 :"sampai kita mencapai kesatuan iman". Jadi dengan lain kata, iman kita harus bertambah-tambah terus sampai pada suatu waktu kita semua mempunyai satu ukuran iman yang sama. Tidak ada beda. Itulah yang Tuhan mau berikan kepada kita.

Selasa, 18 November 2008

Kisah Sebatang Bambu

Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani.
Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu
lainnya.
Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.
Dia berkata kepada batang bambu," Wahai bambu, maukah engkau kupakai
untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi
sawahku?"

Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi
engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku
menjadi pipa saluran air itu."
Sang petani menjawab, "Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan
engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang
cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu
aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku
akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat
mengalir dengan lancar.

Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa
yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang
kutanam dapat tumbuh dengan subur."

Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam..... , kemudian dia
berkata kepada petani, "Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit
ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang
cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah
batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan ketika engkau
mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat
penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?"

Petani menjawab batang bambu itu, " Wahai bambu, engkau pasti kuat
melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena engkau yang
paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah."

Akhirnya batang bambu itu menyerah, "Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali
berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang
kau kehendaki."

Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang
dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah
menjadi pipa saluran air yang mengairi sawahnya sehingga padi dapat
tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.

Pernahkah kita berpikir bahwa dengan masalah yang datang silih
berganti tak habis-habisnya, mungkin Tuhan sedang memproses kita untuk
menjadi indah di hadapan-Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita
sedang ditempa, Allah sedang membuat kita sempurna untuk di pakai
menjadi penyalur berkat. Dia sedang membuang kesombongan dan segala
sifat kita yang tak berkenan bagi-Nya. Tapi jangan kuatir, kita pasti
kuat karena Allah tak akan memberikan beban yang tak mampu kita pikul.
Jadi maukah kita berserah pada kehendak Allah, membiarkan Dia bebas
berkarya di dalam diri kita untuk menjadikan kita alat yang berguna
bagi-Nya?

Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, " Ini aku Tuhan,
perbuatlah sesuai dengan yang Kau kehendaki."

From : email

Senin, 17 November 2008

Semut dan Lalat

Semut dan Lalat
Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta diatas sebuah tong sampah didepan sebuah rumah. Suatu ketika anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. "Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar" katanya.

Setelah kenyang si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan dan esok paginya nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai.

Tak jauh dari tempat itu nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.

Dalam perjalanan seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua "Ada apa dengan lalat ini Pak?, mengapa dia sekarat?".

"Oh.. itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini, sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita" Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi "Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? kenapa tidak berhasil?".

Masih sambil berjalan dan memangggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab "Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama". Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya namun kali ini dengan mimik & nada lebih serius "Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama namun mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini".

"Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda"

From:email

Jumat, 14 November 2008

Kalung Mutiara

Kalung Mutiara

Jenny, gadis cantik, kecil berusia 5 tahun, bermata indah. Suatu hari, ketika ia dan ibunya sedang berbelanja bulanan, Jenny melihat sebuah kalung mutiara tiruan. Indah, meskipun harganya cuma 2.5 dolar. Ia sangat ingin memiliki kalung tersebut, dan mulai merengek kepada ibunya.
Akhirnya sang Ibu setuju, katanya: "Baiklah, anakku. Tetapi ingatlah bahwa meskipun kalung itu sangat mahal, ibu akan membelikannya untukmu. Nanti, sesampai di rumah, kita buat daftar peerjaan yang harus kamu lakukan sebagai gantinya. Dan, biasanya kan Nenek selalu memberimu uang pada hari ulang tahunmu. Itu juga harus kamu berikan kepada ibu."
"Okay," kata Jenny setuju. Merekapun lalu membeli kalung tersebut.
Setiap hari, Jenny dengan rajin mengerjakan pekerjaan yang ditulis dalam daftar oleh ibunya. Uang yang diberikan oleh neneknya pada hari ulangtahunnya juga diberikannya kepada ibunya. Tidak berapa lama, perjanjiannya dengan ibunya pun selesai. Ia mulai memakai kalung barunya dengan rasa sangat bangga. Ia pakai kalung itu kemanapun ia pergi. Ke
sekolah taman kanak-kanaknya, ke gereja, ke supermarket, bermain, dan tidur, kecuali mandi. "Nanti lehermu jadi hijau," kata ibunya.

Jenny juga memiliki seorang ayah yang sangat menyayanginya. Setiap menjelang tidur, sang ayah akan membacakan sebuah buku cerita untuknya. Suatu hari, seusai membacakan cerita, sang ayah bertanya kepada Jenny:
"Jenny, apakah kamu sayang ayah?" "Pasti, yah. Ayah tahu betapa aku menyayangi ayah." "Kalau kau memang mencintai ayah, berikanlah kalung mutiaramu pada ayah." "Ya, ayah, jangan kalung ini. Ayah boleh ambil mainanku yang lain. Ayah boleh ambil Rosie, bonekaku yang terbagus. Ayah juga ambil pakaian-pakaiannya yang terbaru. Tapi, jangan ayah ambil
kalungku." "Ya, anakku, tidak apa-apa. Tidurlah." Ayah Jenny lalu mencium keningnya dan pergi, sambil berkata: "Selamat malam, anakku. Semoga mimpi indah."

Seminggu kemudian, setelah membacakan cerita, ayahnya bertanya lagi: "Jenny, apakah kamu sayang ayah?" "Pasti, Yah. Ayah kan tahu aku sangat mencintaimu." "Kalau begitu, boleh ayah minta kalungmu?" "Ya, jangan kalungku, dong. Ayah ambil Ribbons, kuda-kudaanku. Ayah masih ingat, kan? Itu mainan favoritku. Rambutku panjang, lembut. Ayah bisa memainkan
rambutnya, mengepangnya, dan sebagainya. Ambillah, Yah. Asal ayah jangan minta kalungku. Ya?" "Sudahlah, nak. Lupakanlah," kata sang ayah.

Beberapa hari setelah itu, Jenny terus berpikir, kenapa ayahnya selalu meminta kalungnya, dan kenapa ayahnya selalu menanyai apakah ia sayang padanya atau tidak.

Beberapa hari kemudian, ketika ayah Jenny membacakan cerita, Jenny duduk dengan resah. Ketika ayahnya selesai membacakan cerita, dengan bibir bergetar ia mengulurkan tangannya yang mungil kepada ayahnya, sambil berkata: "Ayah, terimalah ini". Ia lepaskan kalung kesayangannya dari genggamannya, dan ia melihat dengan penuh kesedihan, kalung tersebut
berpidah ke tangan sang ayah.

Dengan satu tangan menggenggam kalung mutiara palsu kesayangan anaknya, tangan yang lainnya mengambil sebuah kotak beludru biru kecil dari kantong bajunya. Di dalam kotak beludru itu terletak seuntai kalung mutiara yang asli, sangat indah, dan sangat mahal. Ia telah menyimpannya begitu lama, untuk anak yang dikasihinya. Ia menunggu dan menunggu agar
anaknya mau melepaskan kalung mutiara plastiknya yang murah, sehingga ia dapat memberikan kepadanya kalung mutiara yang asli.

Begitu pula dengan Bapa di Surga. Seringkali Ia menunggu lama sekali agar kita mau menyerahkan segala milik kita yang palsu dan menukarnya dengan sesuatu yang sangat berharga. Betapa baiknya Allah kita!

From : email

Kamis, 13 November 2008

Rencana Tuhan Indah Pada WaktuNya

RENCANA TUHAN INDAH PADA WAKTUNYA
Ada seorang anak laki-laki yang berambisi bahwa Suatu hari nanti ia akan menjadi jenderal Angkatan Darat.
Anak itu pandai dan memiliki ciri-ciri yang lebih daripada cukup untuk dapat membawa nya kemanapun ia mau.
Untuk itu ia bersyukur kepada Tuhan, oleh karena ia adalah seorang anak yang takut akan Tuhan dan ia selalu berdoa agar supaya suatu hari nanti impiannya itu akan menjadi kenyataan.
Sayang sekali, ketika saatnya tiba baginya untuk bergabung dengan Angkatan Darat, ia ditolak oleh karena memiliki telapak kaki rata.
Setelah berulang kali berusaha, ia kemudian melepaskan hasratnya untuk menjadi jenderal dan untuk hal itu ia mempersalahkan Tuhan yang tidak menjawab doanya.
Ia merasa seperti berada seorang diri, dengan perasaan yang kalah, dan di atas segalanya, rasa amarah yang belum pernah dialaminya sebelumnya.
Amarah yang mulai ditujukannya terhadap Tuhan. Ia tahu bahwa Tuhan ada, namun
tidak mempercayaiNya lagi sebagai seorang sahabat, tetapi sebagai seorang tiran (penguasa yang lalim). Ia tidak pernah lagi berdoa atau melangkahkan kakinya ke dalam gereja. Ketika orang-orang seperti biasanya berbicara tentang Tuhan yang Maha Pengasih, maka ia akan mengejek dan menanyakan pertanyaan-pertanya an rumit yang akan membuat orang-orang percaya itu kebingungan.
Ia kemudian memutuskan untuk masuk perguruan tinggi dan menjadi dokter.
Dan begitulah, ia menjadi dokter dan beberapa tahun kemudian menjadi seorang ahli bedah yang handal. Ia menjadi pelopor di dalam pembedahan yang berisiko tinggi dimana pasien tidak memiliki kemungkinan hidup lagi apabila tidak ditangani oleh ahli bedah muda ini. Sekarang, semua pasiennya memiliki kesempatan, suatu hidup yang baru.
Selama bertahun-tahun, ia telah menyelamatkan beribu-ribu jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Para orang tua sekarang dapat tinggal dengan berbahagia bersama dengan putra atau putri mereka yang dilahirkan kembali, dan para ibu yang sakit parah sekarang masih dapat mengasihi keluarganya. Para ayah yang hancur hati oleh karena tak seorangpun yang dapat memelihara keluarganya setelah kematiannya, telah diberikan kesempatan baru.
Setelah ia menjadi lebih tua maka ia melatih para ahli bedah lain yang bercita-cita tinggi dengan tekhnik bedah barunya, dan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan.
Pada suatu hari ia menutup matanya dan pergi menjumpai Tuhan. Di situ, masih penuh dengan kebencian, pria itu bertanya kepada Tuhan mengapa doa-doanya tidak pernah dijawab, dan Tuhan berkata, 'Pandanglah ke langit, anakKu, dan lihatlah impianmu menjadi kenyataan.'

Di sana, ia dapat melihat dirinya sendiri sebagai seorang anak laki-laki yang berdoa untuk bisa menjadi seorang prajurit. Ia melihat dirinya masuk Angkatan Darat dan
menjadi prajurit. Di sana ia sombong dan ambisius, dengan pandangan mata yang seakan-akan berkata bahwa suatu hari nanti ia akan memimpin sebuah resimen. Ia kemudian dipanggil untuk mengikuti peperangannya yang pertama, akan tetapi ketika ia berada di kamp di garis depan, sebuah bom jatuh dan membunuhnya. Ia dimasukkan ke dalam peti kayu untuk dikirimkan kembali kepada keluarganya. Semua ambisinya kini hancur berkeping-keping saat orang tuanya menangis dan terus menangis.
Lalu Tuhan berkata, 'Sekarang lihatlah bagaimana rencanaKu telah terpenuhi sekalipun engkau tidak setuju.' Sekali lagi ia memandang ke langit. Di sana ia memperhatikan kehidupannya, hari demi hari dan berapa banyak jiwa yang telah diselamatkannya. Ia melihat senyum di wajah pasiennya dan di wajah anggota keluarganya dan kehidupan baru yang telah diberikannya kepada mereka dengan menjadi seorang ahli bedah.
Kemudian di antara para pasiennya, ia melihat seorang anak laki-laki yang juga memiliki impian untuk menjadi seorang prajurit kelak, namun sayangnya dia terbaring sakit. Ia melihat bagaimana ia telah menyelamatkan nyawa anak laki-laki itu melalui pembedahan yang dilakukannya. Hari ini anak laki-laki itu telah dewasa dan menjadi seorang jenderal. Ia hanya dapat menjadi jenderal setelah ahli bedah itu menyelamatkan nyawanya.
Sampai di situ, Ia tahu bahwa Tuhan ternyata selalu berada bersama dengannya. Ia mengerti bagaimana Tuhan telah memakainya sebagai alatNya untuk menyelamatkan beribu-ribu jiwa, dan memberikan masa depan kepada anak laki-laki yang ingin menjadi prajurit itu

From: Internet

Pkh 3:11 " He has made everything beautiful in His time..." (NKJV)

Yer 29 :11 :"For I know the purposes which I am purposing for you, says the Lord; purposes of peace and not of evil, to give you a future and hope" (NKJV)

Rabu, 12 November 2008

Mujizat nyanyian kakak

Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee , USA . Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang sekali akan punya adik.

Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu

Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa.

Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!Mami, ... aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap.Mami, ... aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.Mami, ... aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali dimintaMichael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak. Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia d ice gat oleh suster didepan pintu kamar ICU.

Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster.... suster tak mau tahu; ini peraturan!Anak kecil dilarang dibawa masuk! Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU.

Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya ... lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring "... You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey ..." Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.You never know, dear, How much I love you. Please don't take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih teratur.

Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, ... terus Michael! teruskan sayang! ... bisik ibunya ... The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands ... dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur ... I'll always love you and make you happy, if you will only stay the same ... Sang adik kelihatan begitu tenang ... sangat tenang.Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan ... adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai ... lalu tertidur lelap.

Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati.

Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan "How much I love you". Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil "Michael" untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.

Fr:Internet

Kegelapan Yang Paling Gelap 3

Kegelapan Yang Paling Gelap 3
Oleh : Pdt. A.H. Mndey
Sebab itu, Rasul Paulus menulis dalam Surat Efesus 4:11-13 "...sampai kita semua mencapai kesatuan iman..." ayat 13.
Tuhan menangkat Rasul, Nabi, Pemberita Injil, Gembala dan Guru, ini adalah hamba-hamba Tuhan yang ditunjuk/diangkat oleh Tuhan, untuk apa? Ayat 12 berkata "untuk memprlengkapi orang-orang kudus...", siapakah orang-oran kudus? Anggota-anggota jemaat, bagi pekerjaan pelayanan. Jadi anggota-anggota jemaat harus duduk diam, tidak berbuat apa-apa? Tidak. Tetapi dikatakan, orang-orang kudus diperlengkapi untuk pekerjaan pelayanan. Jadi setiap anggota harus tahu mempunyai suatu pelayanan. Tidak semua pelayanan diatas mimbar, tidak semua mempunyai pelayanan tugas mengajar, tidak semua. Tetapi masing-masing kita harus tahu apa pelayannya.
Jadi kita tidak bisa menjadi anggota jemaat yang pasif, tidak tahu harus berbuat apa-apa; pokoknya oh...pendeta yang kerja, tua-tua yang kerja, semua kerja, saya sih datang ke gereja, pulang, gereja, pulang...habis. Tidak saudara-saudara. Kita harus tahu apa pelayanan kita.
Waktu kita diselamatkan saja, Allah sudah sediakan tugas buat kita. Saudara liat itu dalam Efesus 2:10 "karena kita ini buatan Allah diciptakan dalam Kristus Yesus.." sampai situ? Tidak. "Kita diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik". Jadi untuk bekerja yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Jika Allah sudah persiapkan suatu pelayanan buat kita masing-masing, Ia mau supaya kita hidup di dalamnya. Jadi saudara-saudara, ada pelayanan yang Tuhan sediakan buat setiap anak Tuhan. Banyak kalau saudara baca dalam suratan Roma pasal 12, disana saudara melihat disebut disitu pelayanan-pelayanan yang dapat kita kerjakan. Tidak semua pendeta, tidak semua jadi tua-tua, tidak semua jadi pengerja, saudara-saudara masing-masing ada tugas.

Kamis, 06 November 2008

Kegelapan Yang Paling Gelap 3

Kegelapan Yang Paling Gelap 3
Oleh : Pdt. A.H. Mandey
Nah ini jelas Kerajaan Sorga. Abraham ada dimana? Dalam Kerajaan Sorga. Ishak ada dimana? Dalam Kerajaan Sorga. Yakub ada dimana? Dalam Kerajaan Sorga. Mereka sudah mati, tapi roh mereka ada dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Anak-anak Kerajaan, ini anak-anak Kerajaan. Istilah anak-anak Kerajaan ini, adalah orang-orang percaya atau bukan? Dia berkata dari Barat dari Timur, orang-orang akan datang dan duduk bersama-sama dengan Abraham Ishak dan Yakub, di dalam Kerjaan Sorga. Dengan lain kata, Ia berbicara tentang orang-orang dari empat penjuru alam ini datang percaya kepada Yesus, mati lalu masuk ke dalam Sorga. Tetapi Dia berkata anak-anak Kerajaan - anak-anak Kerajaan mana ini? - Dia berbicara tentang kerjaan Sorga, sekarang Dia berkata tentang anak-anak Kerajaan, anak kerajaan mana? Anak Kerajaan Sorga. Nah, kalau bicara tentang anak Kerajaan Sorga, orang percaya atau bukan? Orang Percaya. Ini adalah orang-orang percaya yang Dia maksudkan disini. Anak-anak Kerajaan akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Ini anak-anak Kerjaan yang apa? Kenapa dicampakkan keluar? Sedangkan dari Timur dan Barat masuk ke dalam Sorga, kok anak-anak Kerajaan sendiri bukannya masuk ke dalam Kerajaan malah dibuang ke dalam kegelapan yang paling gelap. Apa sebab? Apa sebab ada orang-orang dari Timur Barat masuk kedalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan tidak masuk ke dalam Kerajaan Sorga, tetapi dibuang ke dalam kegelapan yang paling gelap. Ini orang-orang percaya atau tidak? Orang-orang percaya. Sebab disebut anak kerajaan. Yesus berbicara tentang Kerajaan Sorga. Mereka ini anak-anak kerajaan. Jadi ini adalah orang-orang Kristen. Tapi mereka tidak disebut masuk ke dalam Sorga, tetapi dibuang. Apa sebab mereka dibuang ke dalam kegelapan yang paling gelap?
Perhatikan konteksnya. Kalau saudara membaca suatu ayat, jangan membaca satu ayat begitu saja, selalu harus membaca ayat-ayat sebelumnya. Saudara tidak akan mendapat pengertian yang benar, kalau saudara tidak membaca ayat-ayat sebelumnya. Disini Dia berbicara tentang banyak orang yang akan datang dari Timur dan Barat duduk makan bersama-sama Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga. Jadi jelas mereka adalah orang-orang yang percaya, tetapi anak-anak Kerajaan tidak masuk, mereka ini adalah orang-orang Kerajaan, orang Kristen, tapi ada suatu yang membuat mereka tidak masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Apakah itu? Nah, jangan lupa konteksnya, ayat-ayat sebelumnya, Dia berbicara tentang apa. Yesus berkata, "diseluruh Israel Aku belum pernah menjumpai IMAN seperti orang ini". Yesus menghargai Iman dari si Penghulu laskar ini, si perwira ini. Lalu Dia berkata, "dari Timur dan Barat orang-orang akan masuk kedalam Kerajaan Sorga", karena apa? Karena Iman. Tapi sekarang kita melihat ada anak-anak Kerajaan tidak masuk dalam kerajaan, karena apa? Tidak mempunya Iman. Konteksnya Dia berbicara tentang iman, sehingga kita tidak dapat mengeluarkan/melepaskan cerita ini dari konteksnya. Kalau konteks ayat-ayat sebelumnya berbicara tentang iman, kita harus tetap tinggal dalam konteks itu, dalam pengertian itu. Yesus disini menekankan soal iman. Mereka adalah anak-anak Kerajaan, tetapi yang Dia maksudkan disini adalah mereka tidak mempunyai Iman. "Tidak pernah Aku jumpai seorang pun diantara orang Israel Iman seperti ini". Jadi yang menentukan masuk ke dalam kerajaan Sorga atau dibuang ke dalam kegelapan yang paling gelap adalah soal Iman. Apakah mereka yang dibuang ini adalah orang-orang kafir? Bukan. Mereka disebut anak-anak Kerajaan. Kerajaan apa? Kerajaan Sorga! Bagaimana kita menjadi anak kerajaan? Yohanes 1:12 berkata :"...barangsiapa yang percaya padaNya...". Jadi mereka ini orang-orang percaya. Orang-orang beriman. Tetapi iman mereka itu tidak memenuhi ukuran standar daripada Tuhan. Iman saudara-saudara berapa besar sih?! Yesus berkata, sebesar biji sesawi, gunung bisa pindah, itu biji sesawi kecil sekali, bukan seperti biji sawi, kalau sawi kita itu yang ditanam-tanam sering kali kita makan bijinya sudah kecil, ini biji sesawi. Kalau saudara pergi ke Israel, saudara akan melihat, pohonnya besar, tetapi bijinya itu kecil sekali. Saudara perlu alat kaca pembesar untuk melihat bijinya. Begitu kecilnya. Tetapi sekecil-kecilnya itu, masih ada yang lebih kecil lagi, yaitu ini, anak-anak Kerajaan. Mereka adalah anak-anak Kerajaan, dengan lain kata mereka mempunyai iman, tapi iman mereka tidak memenuhi ukuran.

Senin, 03 November 2008

How to win friends and influence people

How to win friends and influence people

Tanpa harus memaksa, orang lain mau memenuhi keinginan kita. Betapa menyenangkannya! Dale Carnegie, pakar SDM dan penulis HOW TO WIN FRIENDS AND INFLUENCE PEOPLE, membocorkan rahasianya.

Pintar Memuji
Sebelum bisa mempengaruhi lawan bicara, Anda harus mendapatkan simpati dan memenangkan hatinya. Salah satu caranya adalah dengan melontarkan pujian. Meski mudah, Anda perlu menguasai teknik memuji agar tidak terkesan sebagai pemanis bibir saja. Berikan pujian dengan tulus. Bila pujian palsu yang ditangkap oleh telinga lawan bicara, maka bukannya simpati, melainkan sikap antipati yang akan Anda terima.

Mau Mendengarkan
Selalu awali percakapan dengan tutur kata ramah dan sikap bersahabat. Ajukan pertanyaan untuk memancing lawan bicara menceritakan kabar baik mengenai dirinya. Setiap orang akan senang diberi kesempatan bercerita tentang dirinya sendiri. Dengan menjadi pendengar yang baik, Anda juga bisa menarik banyak info yang berguna.

Ketertarikan yang Tulus
Cobalah menggali kualitas positif yang dimiliki orang di depan Anda, dan bangunlah ketertarikan yang tulus akan dirinya. Sikap tertarik yang Anda tunjukkan akan menghindarkan kesan bahwa Anda sedang 'menginterogasi' dirinya dan berusaha mengambil keuntungan dari pembicaraan tersebut.

Wajah Ramah
Tutur kata manis tanpa raut wajah yang mendukung sama saja seperti sayur tanpa garam. Hambar dan tidak menyenangkan. Jangan lupa tersenyum dengan bibir dan mata ketika berbicara dengan orang lain. Senyum adalah bahasa universal yang dimengerti oleh semua orang di dunia.

Personalisasi
Musik terindah di telinga seseorang adalah namanya sendiri. Berulang kali menyebut nama lawan bicara ketika sedang berbicara dengannya menunjukkan Anda memperhatikan dirinya. Akan lebih baik jika Anda mampu mengingat nama orang terdekatnya, seperti nama pasangan atau nama anggota keluarganya yang lain.

Berada di Posisinya
Akan lebih mudah memenangkan atensi dan simpati dari orang lain bila Anda mampu menempatkan diri pada posisi mereka. Sebaliknya, sulit sekali menanamkan pengaruh pada diri siapapun apabila Anda berbicara atas nama kepentingan pribadi. Makanya sebelum membujuk lawan bicara melakukan sesuatu, pikirkan dulu keuntungan yang akan mereka peroleh dengan mengikuti saran Anda.

Pantang Mengritik
Tidak ada orang yang senang dipersalahkan atas ucapan dan tindakannya. Terlebih, ketika Anda sedang berusaha mempengaruhi dirinya untuk melakukan sesuatu. Ketika merasa 'diserang,' biasanya seseorang akan bersikap defensif dan menutup diri. Dalam kondisi demikian, mustahil untuk menanamkan ide apapun dalam benaknya. Jadi, hargailah opini lawan bicara dan simpan dulu kritik Anda untuk disampaikan pada saat lain yang lebih tepat.

Hindari Argumentasi
Jangan berkecil hati bila ide yang Anda ditolak lawan bicara. Di lain sisi, hindari argumentasi, apalagi yang menjurus pada debat kusir, karena hal itu bisa mendorong pihak lain untuk melangkah mundur. Mintalah ia untuk menjelaskan dari sudut pandangnya. Hormati pendapat lawan bicara dan biarkan ia 'menyelamatkan muka' apabila ternyata memang opininya yang keliru.

Mengakui Kesalahan
Cara terbaik untuk mengungkit kealpaan yang dilakukan orang lain adalah dengan menunjukkannya secara tidak langsung. Bicarakan dulu kesalahan yang pernah Anda alami untuk mendatangkan kesalahan yang pernah Anda alami untuk mendatangkan perasaan 'senasib' dan memancing lawan bicara melakukan hal serupa. Tak perlu cemas sikap ini bakal menjatuhkan diri Anda di mata anak buah Anda. Besar kemungkinan mereka malah mempertebal respek terhadap diri Anda.

Arahan Tersembunyi
Setelah lawan bicara menyadari sendiri kekeliruannya, mulailah sedikit demi sedikit melontarkan ide tentang alternatif solusi yang Anda miliki. Akan lebih baik bila Anda berhasil memancing lawan bicara untuk menemukan dan mengucapkan sendiri solusi yang dimaksud. Dengan begitu Anda bisa mempertipis kesan yang muncul bahwa Anda sedang menyuruhnya melakukan sesuatu.

Suntikan Semangat
Semangat adalah dorongan mental yang mampu mengarahkan seseorang melakukan tindakan apapun. Bila lawan bicara telah menunjukkan respon positif, maka berikutnya adalah memberi suntikan semangat.

From:E-mail

Rabu, 29 Oktober 2008

Kegelapan Yang Paling Gelap 2

Kegelapan Yang Paling Gelap
Bagian 2, Oleh : Pdt. A.H Mandey
Ajaran kita, kalau kita lihat dalam Firman Allah, anti Kristus datan dulu, baru Yesus datang kembali. Tetapi ajaran ini mengatakan, Yesus datang dulu, terjadi kebangkitan dan pengangkatan dulu, baru datang anti Kristus. Berbeda dengan apa yang kita lihat dalam Firman Allah. Nah, saya kira hal ini sudah jelas buat saudara-saudara, saya tidak usah kemukakan lagi, tetap sekarang kita lihat dari sudut apakah benar, bahwa semua orang percaya itu diangkat? Bertemu dengan Tuhan. Dengan lain kata, dalam masa anti Kristus, tidak ada orang Kristen yang ketinggalan di dunia ini? Sebab mereka sudah diangkat dulu katanya kan? Kalau sudah diangkat dulu, kebangkitan sudah ada, dan pengangkatan sudah terjadi semua, maka tidak ada orang yang percaya kepada Tuhan yang ketinggalan diatas muka bumi ini. Kalau saya katakan menurut Firman Allah, tidak benar. Sebab kebangkitan dan penangkatan terjadi pada akhir daripada masa anti Kristus, situlah baru terjadi kebangkitan dan pengangkatan. Di dalam masa 3 1/2 tahun ini, zaman anti Kristus, ada orang-orang Kristen yang ketinggalan disitu. Nah, ini dua hal yang tidak cocok.
Yang pertama berkata semua orang Kristen - pokoknya Kristen - diangkat, sehingga pada masa anti Kristus itu tidak ada orang Kristen. Kita mengajarkan kebangkitan pengangkatan terjadi pada akhir 3 1/2 tahun daripada anti Kristus, dan zaman anti Kristus itu ada orang-orang Kristen ketinggalan yang dibunuh oleh anti Kristus. Nah, kita mau melihat ayat-ayatnya sekarang. Untuk itu kita membaca ketiga bagian dari Injil Matius tadi.
Matius 8:5-12 "Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepadaNya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepadaNya: " Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu : pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi :Datang!, maka ia datang. Ataupun kepada hambaku" Kerjakanlah itu!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikutiNya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakup di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Nah di sini kita baca pertama kali Yesus menyebut soal kegelapan yang paling gelap. Yesus berbicara di sini dari hal seorang perwira yang mempunyai bawahan. Dan perwira ini mempunya seorang hamba yang sakit lumpuh menderita, dia meminta supaya Yesus datang menyembuhkannya. Tetapi ketika Yesus mau datang, maka ia katakan, Tuan aku tidak layak menerima Tuan dalam rumahku begitu saja, katakanlah satu kata saja "sembuh!" pasti sembuh. Perwira ini mengakui Yesus mempunyai kuasa. Dia ambil sebagai contoh dirinya sendiri, dia berkata:"aku mempunyai bawahan, kalau saya berkata kepada bawahan:Pergi!, dia pergi, Mari kemari!, dia datang, kalau saya kepada hamba: Kerjakan ini!, dia kerjakan." Begitulah dia menggambarkan dirinya sendiri.
Dia berkata dia adalah seorang perwira mempunyai bahwan. Apa yang dia perintahkan kepada bawahan, bawahan lakukan. Jadi ada kuasa dalam perkataan si perwira ini, lalu dia berkata demikian juga Yesus. Dia percaya bahwa kalau Yesus mengeluarkan satu kata saja, pasti hambanya ini sembuh. Apakah yang dimiliki oleh perwira ini? Iman bukan? Iman akan Firman Tuhan. Dia berkata pasti kalau Yesus bilang sembuh, sembuh. Pokoknya Tuhan tidak usah datang ke rumahku, tidak usah tampang tangan Tuhan, tidak usah, perkataanMu saja, satu kata saja pasti sudah sembuh dia. Apa kata Yesus? Tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun diantara orang israel iman sebesar ini. Yesus puji pada orang ini adalah imannya. Luar biasa imannya ini. Dia berkata diseluruh tanah Israel, Dia belum menemukan orang yang mempunya iman seperti ini. Yesus katakan satu kata, beres. Satu kata saja Tuhan, beres. Lalu Yesus tambah diayat 11:" bahwa orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga"