Senin, 12 Januari 2009

Akhir Suatu Hal lebih Baik dari pada Awalnya

Ringkasan khotbah 04.01.’09


Pengkhotbah 7:7-10
“Sungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap merusakkan hati. Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati. Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh. Janganlah mengatakan:”Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?” Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu”.

Dalam kehidupan manusia, tekanan dan pemerasan datangnya tiada berhenti, silih berganti, dan bahkan seringkali tekanan-tekanan itu membodohkan orang berhikmat sekalipun. Tetapi meskipun kita berada didalam tekanan, sebagai orang percaya…..maka akhir suatu hal lebih baik daripada awalnya – ay. 8
Sebagai contoh, kita melihat tekanan hidup yang dihadapi oleh bangsa Israel didalam Keluaran 1:7-14, mereka mengalami kepahitan hidup sebab mereka ditindas dengan kerja paksa, diperlakukan dengan kejam. Bahkan terjadi pembunuhan terhadap setiap anak lelaki di dalam keluarga orang Israel. Ditengah-tengah kehidupan seperti inilah orang Israel berseru-seru kepada Tuhan dan Tuhan mendengar erangan mereka. Tuhan ingat akan perjanjianNya dengan Abraham Ishak dan Yakup. Maka Allah melihat orang Israel itu dan memperhatikan mereka – Kelauaran 2:23-25. Dengan kata lain Tuhan turut campur tangan untuk melepaskan mereka keluar dari perbudakan di Mesir. Dan pada akhirnya kita tahu kisah ini, bangsa ini di bawah pimpinan Musa keluar dari Mesir menuju Tanah Kanaan, Tanah Perjanjian dengan penuh sorak sorai dan pujian – Mazmur 105 :43-45. Inilah yang dikatakan oleh Pengkhotbat 7:8a – akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya.
Bukankah kehidupan kita seringkali seperti itu? Ada tekanan, ada pemerasan, kesulitan, pergumulan dan lain sebagainya, tetapi percayalah akan Firman Allah : “ Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya”. Ada waktunya dimana kita akan dibawah keluar dari setiap permasalahan hidup, sebab setiap persoalan hidup yang kita hadapi, Tuhan berjanji akan memberikan kemenangan demi kemenangan, sehingga kita disebut “lebih dari pada pemenang” oleh Dia – Yesus – yang telah mengasihi kita. Hanya ada hal-hal yang harus kita lakukan :
Pengkhotbah 7:8b – Panjang Sabar – menghadapi tekanan-tekanan hidup harus sabar. Roma 12:11-12 katakan sabar didalam kesesakan sambil tekun di dalam doa. Kesabaran hanya akan terjadi kalau kita bawah seluruh persoalan hidup kita di dalam doa, dan Yakobus 1:4 – ketekunan/kesabaran itu akan memperoleh buah yang matang. Haleluayah.
Jangan tinggi hati – sudah susah jangan masih mau sombonglah! Tuhan mau mengajar kita semua, supaya melalui tekanan-tekanan hidup kita mau merendah hati kita.
Ayat 9 - Jangan lekas marah. Seringkali kita suka marah kepada keadaan, kepada orang lain, diri sendiri. Bahkan marah kepada Tuhan karena keadaan hidup yang berat. Jangan saudara! Kemarahan bisa beri kesempatan pada iblis. Ingat Kain dan Habel dalam Kejadian pasal 4. Iblis memakai kemarahan Kain sehingga terjadilah pembunuhan terhadap adiknya Habel. Sangat tragis dan mengerikan.
Ayat 10 – “jangan mengatakan mengapa zaman dulu baik dari pada zaman sekarang?”. Jangan katakan hal ini. Sebab yang benar adalah hari ini lebih baik daripada hari kemarin, tahun ini lebih baik dari pada tahun kemarin. “akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya”. Imanilah hal ini sambil melangkah maju terus di tahun yang baru ini, dan percayalah hari-hari yang engkau jalani bersama Yesus akan lebih baik dari pada yang hari yang sudah-sudah. Tuhan memberkati. Amin!

Tidak ada komentar: