Selasa, 29 Juni 2010

Renungan 29 Juni 2010

BATU-BATU YANG MENONJOL ADALAH PIJAKAN PADA WAKTU MEMANJAT.
(Bahagian Pertama)(Untuk Kalangan Sendiri)
Seorang anak laki-laki kecil sedang memimpin saudara perempuannya mendaki jalan setapak sebuah gunung. Jalan itu tidak mudah untuk dilalui, sehingga anak perempuan kecil itu mengeluh: “Mengapa jalan ini tidak mulus tetapi penuh dengan batu karang dan tonjolan-tonjolan.” Dan kakaknya menjawab: “Tentu saja harus begitu, sebab tonjolan-tonjolan itu adalah tempat kamu berpijak untuk mendaki ke atas.” Jawabab itu sungguh merupakan filsafat yang hebat. Apakah yang saudara lakukan dengan batu-batu yang menonjol di sepanjang jalan kehidupan saudara?
Bertahun-tahun saya membaca banyak biografi, dan saya belum pernah menemukan seorang sukses yang kehidupannya bebas dari masalah dan kesulitan-kesulitan. Melihat orang-orang sukses ini dari kejauhan, mungkin akan menimbulkan pemikiran pada saudara bahwa mereka ini mempunyai segala hal dan bahwa kehidupan ini mudah bagi mereka. Tetapi bila saudara melihat lebih dekat, maka saudara akan menyadari bahwa pendakian mereka menuju puncak gunung kehidupan mereka bukanlah perjalanan yang mudah. Jalan itu berbatu karang dan banyak tonjolan-tonjolannya, tetapi tonjolan-tonjolan itulah yang merupakan tempat mereka berpijak pada pendakian mereka sampai ke puncak.
Kita tak perlu membaca Alkitab lebih jauh sebelum kita menyadari kebenaran ini. Abraham menjadi seorang besar imannya tidak hanya dalam waktu semalam. Dia harus melalui beberapa ujian yang sulit pada jalan kehidupannya sebelum dia mencapai puncak gunung. Tidak lama setelah Abraham mencapai Kanaan kelaparan melanda tanah itu.
Bayangkan, Abraham menghadapi kelaparan di tanah yang Tuhan janjikan kepadanya! Kemudian Abraham mempunyai masalah dengan saudara ponakannya, Lot; dan kemudian perang melanda tanah itu, dan Abraham harus pergi berperang. Istrinya menyesatkannya dengan nasehat yang jelek dan hasilnya adalah kelahiran Ismail, seorang anak laki-laki yang membawa kesusahan bagi Abraham. Akhirnya Ishak, anak yang dijanjikan, lahir, membawa kesukaan yang besar bagi Abraham dan Sarah. Kemudian Tuhan meminta kepada Abraham untuk mengorbankan Ishak di atas altar, sebuah pengorbanan yang amat sulit buat ayah atau ibu mana pun juga. Ya ada banyak tonjolan-tonjolan di jalan itu tetapi Abraham menggunakan tonjolan itu untuk memanjat lebih tinggi. (Bersambung).

Tidak ada komentar: